GIAR : Rumah Dhuafa Pintu Keluar Mengatasi Kemiskinan Aceh

 311 total views

Beberapa hari ini Aceh menjadi perbincangan masyarakat baik yang pegawai, pengusaha, mahasiswa, dan lain sebagainya. Hal itu karena Aceh kembali lagi meraih gelar juara bertahan sebagai provinsi termiskin se-Sumatera dan ke tujuh (7) di nasional.

Read More

Memang ini menjadi prihatin bagi kita masyarakat Aceh, dengan dana yang besar tapi tidak bisa mengatasi Aceh dalam kemiskinan.

Gerakan Independen Advokasi Rakyat (GIAR) Aceh kembali berbicara, Agus Junaidi jubir GIAR “Aceh sudah bertahan di juara yang salah, yaitu juara bertahan sebagai provinsi termiskin, kejadian ini sangat memilukan terhadap kita semua.”

“Tidak perlu menyalahkan si A atau si B disini, sesungguhnya kita adalah masyarakat perlu kita pikirkan bersama tidak mesti hanya pihak pemerintah saja yang memikirkan”.

Toh, bagaimana kita pikirkan bersama, ya jika kita dari masyarakat mempunyai ide silahkan berikan kepada pihak pemerintahan jangan di pendam saja dalam benak diri kita sendiri.

Sebelumnya kita harus ketahui dulu dari segi mana Aceh menjadi provinsi yang termiskin. Sebelumnya pernah dikeluarkan data dari BPS bahwa yang menjadi penyebab kita menduduki paling rendah yaitu dari segi pangan (makanan) dan perumahan rakyat.

Hal ini sebenarnya sangat mudah kita atasi bersama, dari pihak pemerintahan mari kita lakukan program yang memang benar-benar membantu masyarakat kecil (menengah ke bawah)

Jika memang dengan mengatasi dua-duanya banyak menguras tenaga pemerintah, maka lakukan satu persatu terlebih dahulu.

Agus sang jubir GIAR memberikan solusi, “jika memang perumahan adalah dampaknya, maka pihak pemerintah harus cerdas dalam menanggapinya”

Menurut Agus rumah dhuafa lah solusinya, apalagi baitulmal sudah memberikan 1.100 rumah dan ini saja kita berikan izin, jangan lagi menunda agar masyarakat yang di data dari tahun 2018 bisa mempunyai rumah.

Bagi Agus, ia berharap kepada Plt Gubernur sudah cukup untuk pembangunan di tingkat masyarakat kelas atas (menengah ke atas), mari atasi kemiskinan dengan program pro terhadap masyarakat menengah ke bawah.

Bila perlu pesawat dan mobil dinas kita tunda dulu, dan kita lanjutkan pembangunan 1.100 rumah dhuafa, karena ini adalah satu-satunya solusi yang sangat mudah di atasi yang pertama.

Setelah ini baru kita pikirkan hal lain lagi, nanti jika memang kesetaraan pihak masyarakat baru boleh kita pikirkan untuk kemajuan, karena saat ini Aceh jangankan maju untuk berkembang saja susah jika terus-terusan mempertahankan juara bertahan sebagai provinsi termiskin di Sumatera ini. Tutup Agus Junaidi yang juga Alumni Hukum Tata Negara UIN Ar-Raniry ini.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *