352 total views
Aset PDAM Lematang Enim (Muara Enim) belum genap satu tahun diserahkan ke Perumda Air Minum Tirta Pali Anugerah, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali). Serah terima aset barulah dilakukan tepatnya pada 27 Agustus 2019 yang lalu.
Sebelum asetnya diserahkan ke Kabupaten Pali, PDAM Pali bisa dikatakan nasibnya waktu itu masih terkatung-katung. Pasalnya, dalam membenahi layanan air bersih bagi masyarakat Pali masih terhalang oleh berbagai kendala, salah satunya kendala administrasi.
Dampaknya, keadaan tersebut tidak memungkinkan Perumda Air Minum Tirta Pali Anugerah untuk mendapatkan bantuan sambungan air bersih dari pemerintah pusat.
“Pasca diserahkan aset dari Muara Enim ke Pali pada Agustus 2019 yang lalu tidak ada kendala administrasi lagi bagi Perumda Pali,” ujar Dirut Perumda Air Minum Tirta Pali Anugerah, Puryadi ST didampingi Kabag Tekhnik, Dibot mengawali perbicangan santainya dengan Media ini Selasa (28/01/20).
Adapun jumlah aset PDAM Lematang Enim yang diserahkan ke Kabupaten Pali, yakni sekitar 38 miliar nilai aset, 7 miliar piutang air, plus 300 juta piutang non air.
“7 miliar piutang air itu merupakan jumlah tunggakan pelanggan di wilayah Pali. Dan saat ini masih kita upayakan penagihan secara persuasif,” ucap Puryadi menambahkan.
Meski saat ini dalam kondisi keuangan yang tidak memadai, lantaran tak mendapatkan suntikan penyertaan modal dari Pemkab Pali untuk tahun 2019, PDAM Pali tetap berupaya mengoptimalkan potensi yang ada, guna memperbaiki dan melayani pelayanan air bersih bagi warga di Bumi Serepat Serasan.
Saat ini untuk melayani pelanggan di Kecamatan Talang Ubi dan Kota Pendopo, Perumda Tirta Pali masih membeli air di PDAM Lematang Enim di Teluk Lubuk dengan harga 5000/M3. Kemudian dijual ke pelanggan untuk Tais dan sekitarnya Rp2700/M3. Dan 7000/M3 untuk Kota Pendopo. Harga tersebut sudah sesuai dengan aturan yang ada untuk wilayah desa dan kota.
“Kita rutin memeriksa setiap laporan yang masuk. Terkadang kita pro aktif cek ke lapangan. Mana peralatan atau meteran pelanggan yang tak layak kita ganti. Adapun dananya kita ambil dari tagihan pelanggan,” Puryadi menambahkan dalam obrolan santainya
Hingga saat ini, jumlah pelanggan Perumda Air Minum Tirta Pali Anugerah berjumlah 7404 pelanggan yang tersebar di lima kecamatan wilayah Pali.
Menurut data statistik, saat ini baru sekitar 22% warga Pali menikmati sambungan air bersih. Sadar air bersih adalah sumber kehidupan, dan ingin mensukseskan keinginan Bupati Pali dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat Pali.
PDAM Pali di tahun 2024 menargetkan sebanyak 80% warga Pali sudah menikmati fasilitas sambungan air bersih. Dalam merealisasikan target tersebut berbagai program dan terobosan rencana kerja akan dilakukan.
Salah satunya, membangun Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di beberapa tempat, seperti yang di Desa Muara Sungai yang nantinya bisa menghasilkan 100 liter M3/detik untuk melayani warga di wilayah Kecamatan Tanah Abang dan sebagian Penukal.
“Dan saat ini sedang dalam pengerjaan dari dana APBD lewat leading sector Dinas Perkim yang memakan dana Rp80 miliar. 2019 (60 M), dan 2020 (20 M). Inilah bentuk dukungan Pemkab Pali kepada kebutuhan dasar masyarakat. Sangat jarang diberbagai kabupaten lainnya membangun IPA dengan dana APBD,” tambahnya.
Tak ada kendala administrasi lagi, Perumda Pali sendiri sudah mengajukan usulan penyertaan modal sebesar Rp50 miliar kepada Pemkab Pali.
Selain itu, kabar gembira bagi masyarakat Pali, di tahun 2020, Kabupaten Pali juga mendapatkan bantuan 1300 sambungan air bersih yang berasal dari dana DAK pusat. Adapun pengerjaannya juga melalui leading sector Dinas Perkim.
“Intinya, pasca penyerahan aset kita akan perbaiki di semua lini. Untuk saat ini kita masih mengoptimalkan potensi yang ada. Belum menghitung untung. Kalau pelanggan sudah 80% barulah kita bicara untung. Dukungan Pemkab Pali khususnya Bapak Bupati, Ir H Heri Amalindo sangatlah luar biasa. Inilah yang memupuk semangat kami. Kami optimis Perumda Air Minum Tirta Pali Anugerah mampu mengakomodir kebutuhan pelayanan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Pali,” Puryadi mengakhiri (Kaisar)
