1,473 total views
Kepala Desa Penatangan Dinilai Gagal Dalam Membangun Lapangan Sepak Bola Dengan Anggaran Sebesar 600 Juta
Pengerjaan lapangan sepak bola di Desa Penatangan dengan anggaran kurang lebih Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah) suda selesai kontraknya. dan angaran dengan nilai 600 Juta tersebut suda habis, namun hasilnya tidak bisa digunakan sebangaimana layaknya lapangan sepak bola melainkan hanya penyesalan masyarakat dan pemuda yang awalnya bergembira dengan adanya anggaran utuk pembangunan lapangan sepak bola namun tidak sesuai dengan harapan itu., Senin (20/03/2020).
Mendengar keluhan dari salah satu tokoh masyarakat (tak sebut nama) bahwa, menurutnya “angaran yang sebesar 600 juta itu bukan agaran yang kecil bagi kami selaku masyarakat, dan sekarang uang itu suda habis tanpa ada hasil yang bisa dirasakan khususnya bagi anak cucu nantinya”. Lanjut dia menerangkan bahwa Kepala Desa Bpk. Betten Gagal dalam membagung lapangan sepak bola karna anggaran dengan sebesar 600 Juta kenapa hasilnya hanya sebatas itu?. Dan hasil yang ada sekarang tidak layak untuk dikatakan sebagai lapangan sepak bola mengingat ukurannya tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarat pada rapat pembahasan awal dalam perumusan pebangunan lapangan sepak bola. Dan bukan hanya soal lapangan sepak bola yang menjadi masalah dalam hal anggaran pembangunan Desa, namun masi ada banyak hal yang bisa saja tidak sesuai dengan RAB nya. Dan untuk mendapatkan buktiannya hanya bisa diketahui jika ada yang memeriksa atau menyidit Kepala Desa Bpk. Betten” tegasnya.
Selain itu, juga ada penyampaian dari masyarakat yang hadir dalam rapat bersama Kepala Desa untuk menyikapi surat pernyataan BPD sebelumnya. Dia mengatakan bahwa “dugaannya ada oknum yang meprofokasi Kepala Desa sehingga Kepala Desa tidak bisa memberikan jawaban yang bisa menjawab pernyataan masyarakat melalui surat BPD terkait dengan pembangunan lapagan sepak bola yang sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah) sehingga sampai sekakarang ini belum ada titik temunya”
Warta Sulbar
