Cara Mencegah COVID-19 Solusi dan Hikmah

 543 total views

Cara Mencegah COVID-19 Solusi dan Hikmah

Read More

Oleh: Muhamad Taufik Sasmita

Saat ini, COVID-19 telah menjadi primadona di dunia dan menjadi hal yang menakutkan bagi seluruh manusia. COVID-19 telah menewaskan ribuan orang di seluruh dunia dan telah menginfeksi ratusan ribu orang di seluruh dunia. Menurut data yang penulis kutip dari Center for Systems Science and Engineering (CSSE) of Johns Hopkins University, yang diunduh pada tanggal 28 Maret 2019 Pukul 17.40 WIB, bahwa terdapat 602.202 kasus orang yang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia. Kasus infeksi COVID-19 tertinggi yaitu pada Negara US dengan 104.837 kasus, kasus tertinggi kedua yaitu pada Negara Italia dengan 86.498 kasus, dan kasus tertinggi ketiga pada Negara China dengan 81.996 kasus. Total kasus kematian seluruh dunia berjumlah 27.889 kasus. Kasus kematian tertinggi COVID-19 yaitu pada Negara Italia dengan 9.134 kematian, kasus kematian tertinggi kedua pada Negara Spanyol 5.138 kematian, dan kasus kematian tertinggi ketiga pada Negara China 3.177 kematian. Saat ini, dari 602.202 kasus orang yang terinfeksi COVID-19, orang yang sembuh baru berjumlah 131.854 orang di seluruh dunia.

Bagaimana dengan kasus COVID-19 Indonesia ?
Dikutip dari CSSE of Johns Hopkins University dan corona.jakarta.go.id, orang yang terinfeksi COVID-19 di Indonesia saat ini, sebanyak 1.155 dengan 102 kematian. Artinya kurang lebih 10% orang Indonesia mati karena COVID-19. Dan saat ini yang baru sembuh hanya 59 orang.

Lalu, Apa sih COVID-19 itu? Kenapa bisa mematikan seperti itu?
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia / Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Dan saat ini sudah banyak petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi.
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang dilaporkan pertama kali di Arab Saudi tahun 2012 dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang dilaporkan pertama kali di China tahun 2003.
Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.

Lalu, Adakah Solusi agar COVID-19 hilang?
Sesunggunya Allah Swt menciptakan segala sesuatu tidak sia-sia. Segala penyakit pasti ada obatnya. Hanya saja saat ini vaksin dan obatnya belum ditemukan.
Ada beberapa solusi yang diharapkan yang dapat dilakukan disaat seperti ini, yaitu :
Muhasabah diri
Apakah kita telah melakukan hal yang salah, sehingga COVID-19 (makhluk yang kecil dan tak terlihat oleh kasat mata) ini menyerang manusia. Mungkin saja karena kita telah merusak alam, seperti menimbulkan polusi, gunung dihancurkan, laut tercemar, hutan digundul, dan lain sebagainya.
Melakukan upaya pencegahan (bagi yang tidak terkena COVID-19)
Selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer dan air selama 20 detik, dan bagi orang tua yang mempunyai anak diharapkan mengajarkan kepada anaknya.
Jaga pola hidup bersih dan sehat. Makan-makanan yang bergizi seimbang, olahraga, istirahat yang cukup, dan sebagainya agar imunitas kita baik.
Menerapkan etika batuk dan bersin yang baik dan benar. Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk atau bersin kemudian membuangnya pada tempat sampah yang tertutup.
Menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar, serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.
Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci (bersih).
Hindari kontak dekat, seperti mencium ataupun bercakap-cakap (minimal 1 m)
Bersihkan dan melakukan disinfeksi pada permukaan yang sering disentuh, seperti pegangan pintu, lift, pegangan tangga, mainan anak, dan sebagainya.
Jika mengalami demam dan gejaa penyakit pernapasan bawah, seperti batuk atau sesak nafas dalam jangka waktu 14 hari setelah bepergian atau bekerja, atau berhubungan dengan orang yang sakit, segera memeriksakan diri pada pusat pelayanan kesehatan dengan menyebutkan riwayat perjalanan tersebut.
Melakukan penanggulangan
Melakukan penguatan koordinasi lintas program dan lintas sektor maupun lintas negara mengenai COVID-19.
Melakukan advokasi dan sosialisasi, serta melakukan pendeteksian dini dan penguatan kapasitas mengenai resiko COVID-19 pada masyarakat, melalui RT/RW setempat ataupun melalui rumah ibadah (masjid, gereja, vihara, dsb) melalui pengeras suara atau media sosial.
Melakukan surveilans di pintu masuk negara atau daerah, pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit untuk mengendalikan infeksi.
Melakukan penguatan jejaring laboratorium (pemerintah, swasta, perguruan tinggi, maupun dari luar negeri) guna menemukan vaksin atau obat pencegahan COVID-19.

Lalu, Adakah Hikmah dari COVID-19?
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Baqarah : 164)
Sesungguhnya Allah tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantaranya dengan sia-sia (Qs. Shad : 27). Maka boleh jadi, sesuatu yang baik menurutmu, belum tentu baik menurut Allah dan begitupun sebaliknya. Boleh jadi, sesuatu yang buruk menurutmu, belum tentu buruk menurut Allah. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (Qs. Al-Baqarah : 216).
Kita tahu, bahwa COVID-19 ini adalah penyakit mematikan yang ditakuti oleh semua orang, namun tahukah bahwa COVID-19 membawa kabikan pula?
COVID-19 mengingatkan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
COVID-19 menyerang siapa saja, baik dia orang kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan. Semua orang akan merasakan mati (QS. Ali Imran: 185). Dan Allah akan menguji setiap orang dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan (Al-Baqarah : 155).
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah: 8).
COVID-19 membuat orang saling peduli terhadap sesama.
Saat ini semua orang saling berbagi rejeki, memberikan masker, hand sanitizer, dan APD lainnya, baik itu kepada pasien, para medis yang sedang berjuang menyembuhkan pasien COVID-19, para petugas yang menyemprot disinfektan, ataupun pedagang dan ojek online. Saling mengingatkan tentang pentingnya menjaga kesehatan (selalu mencuci tangan, istirahat yang cukup, makan-makanan yang bergizi seimbang, olahraga, dan lain sebagainya).
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
COVID-19 membuat orang perhatian terhadap rumah ibadah.
Baik itu sesama seagama maupun berbeda agama, semua orang saling membantu dalam membersihkan rumah ibadah. Membersihkan masjid, gereja, vihara, dan sebagainya. Itu menandakan bahwa Allah ingin agar kita sesama manusia yang berbeda agama harus rukun, damai, tentram dan saling menghargai.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Qs. Ali Imran : 104)
COVID-19 menyadarkan orang bahwa tidak ada yang kuat di dunia ini selain Allah Swt.
Fir’aun karena kesombongannya dahulu telah Allah coba dengan berbagai hal, sebelum pada akhirnya Fir’aun ditenggelamkan Allah dalam laut merah. Kenapa Fir’aun disiksa? Karena dia mengaku Tuhan dan dia menganggap bahwa dia adalah penguasa segalanya (sombong).
“Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa,” (Q.S Al-Araaf Ayat: 133)
Raja Namrud mati hanya karena serangga.
Karena raja Namrud yang sombong karena dia merasa dapat menghidupkan dan mematikan. Dan pada akhirnya dia mati karena nyamuk (serangga).
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim. (Al-Baqarah : 258)
Allah tempat berlindung dan memohon pertolongan
Dikala sakit melanda, Allah lah yang menyembuhkan melalui perantara dokter dan obat. Dikala kita sedang kesusahan, Allah lah yang mencukupkan. Karena Allah Maha Kuasa dan sesungguhnya Allah lah yang dapat menolong kita dari segala permasalahan yang kita hadapi.
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (Qs. Az-Zumar : 38)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *