OKNUM KEPALA SEKOLAH MURKA !!! TIDAK TERIMA DENGAN PEMBERITAAN DUGAAN PUNGLI IJAZAH “ANCAM WARTAWAN LAPORKAN KE POLISI” ??

 986 total views

ASAHAN# global investigasinews.

Read More
Photo : Ilustrasi

Bermula dari informasi dari ketua LSM RADAR kisaran bpk. Karsidi di kantornya. Bahwa telah ada pengutipan untuk pengambilan ijazah di SDN 016403 ambalutu sebesar Rp. 300.000 / murid. Media global investigasinews mencoba mencari tahu kebenaran dari informasi ketua LSM RADAR (bapak. Karsidi) tersebut.

Hari minggu tanggal 5 juli 2020 pukul 07.15 wib media globalnews berkunjung ke afdeling 1 kebun huta padang. Dan mencoba cari tahu orang tua murid yang anaknya baru tamat dari SDN 016403 Ambalutu. Dan media berhasil dapat informasi dari salah satu orang tua murid. Dan orang tua murid mengakui jika memang benar untuk mengurus pengambilan ijazah memang di minta untuk membayar sebesar Rp.300.000. Bahkan orang tua murid sempat bertanya ke awak media ” sebenarnya berapa nyo bang biaya untuk mengambil ijazah ? ” awak media menjawab : seharusnya yah tidak harus bayar. Karena kan semuanya sudah di tanggung oleh negara. Sesuai yang tertuang dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI. Nomor 14 tahun 2017 pasal 8 ayat 1 ” anggaran penyediaan/ pengadaan dan pendistribusian blangko ijazah dan SHUN menjadi tanggung jawab kementrian pendidikan dan kebudayaan.” Maka tidak ada alasannya pihak sekolah untuk meminta sejumlah uang untuk hal alasan apapun jika ada kaitanya untuk pengambilan ijazah. Demikian awak media menerangkan kepada orang tua murid. Bahkan orang tua murid bertanya lagi kepada media ” lantas jika tidak membayar untuk mengambil ijazah kenapa ketua komite menyetujui adanya kutipan tersebut. Maka awak media bertanya ” siapa ketua komitenya”, dan setelah tahu ketua komite sekolahnya, awak media yang sebelumnya memang kenal dengan ketua komitenya mencoba mengkonfirmasi lewat hanphone.

Bpk. Endah suhendah saat di konfirmasi membenarkan jika memang berdasarkan musyawarah dengan orang tua murid sudah mufakat dengan jumlah uang yang Rp. 300.000 tersebut. Jadi jika pun sekarang ada komplin dari orang tua murid itu bukan urusan saya lagi. Karena saya sebagai ketua komite hanya menjembatani antara pihak sekolah dengan orang tua murid. Demikian keterangan ketua komite sekolah. Dan dari pak karsidi awak media meminta nomor hanphone kepala sekolahnya. Dan ada beberapa kali awak media mencoba menghubungi sang kepala sekolah namun tidak juga berhasil mendapat jawaban. Akhirnya awak media menghubungi lewat whatshap ke ketua komite sekolah jika kepsek tidak bisa di hubungi. Dan setelah beberapa kali tanya jawab lewat whatshap antara awak media dan ketua komite, akhirnya dapat jawaban dari ketua komite jika kepsek mengundang awak media di rumahnya kepsek. Dan saat itu awak media menjawab ” masa cuma mau di konfirmasi aja ibu itu tidak mau lewat hanphone ? “.

Akhirnya media mencoba mengirimkan rillis berita ke kepsek dengan harapan sang kepala sekolah langsung komplain jika memang berita yang akan saya naikan tidak benar. Dan rillis berita saya di buka kepsek pukul 16.52. Dan rillis berita, juga media kirim dengan ketua komite sekolah. Dan tetap tidak mendapat respon balik. Akhirnya media menaikan berita tersebut setelah sebelumnya awak media di tegur oleh ketua LSM RADAR KISARAN, ” bagaimana, apa sudah di naikan beritanya ? ” , demikian pak karsidi saat nelpon awak media pukul 19.00. Dan awak media menjawab ” ini mau saya kirim ke pimred pak.” Dan akhirnya pukul 21.00 wib hari minggu malam senin berita awak media kirim ke pimred. Dan tidak seperti biasanya jika awak media kirim berita ke pimred. Sebelumnya pimred tidak pernah bertanya bukti. Tapi kali ini pimred bertanya lewat whatshap ” apa ada buktinya bang ? “, dan awak media menjawab ” ada pak pim”. Lalu media mengirim hasil percakapan media dengan orang tua murid yang lewat whatshap. Setelah di SS kan lalu media kirim ke pimred. Agak lama menunggu akhirnya pukul 23.30 wib akhirnya berita itu naik.

Dan setelah berita itu naik dan mendapat views 162 hari senin tanggal 6 juli 2020. Pukul 09.00 wib sang kepsek ibu Mei Yusni R.purba S.pd menelpon awak media dengan nada marah marah karena tidak terima dengan pemberiraan saya. Dan saat itu media sedang berada di kantor DUKCAPIL asahan. Dan media hanya menjawab jika ” saya sudah mengikuti SOP nya sebelum saya naikan berita saya.” Dan dalam hari yang sama pukul 17.30 ibu kepsek menelpon awak media lagi. Dan kali ini sang kepsek mengancam awak media jika awak media tidak bisa menunjukan siapa orang tua murid yang sudah melaporkan. Maka ibu kepsek Mei Yusni R. Purba S.pd mengancam awak media untuk di laporkan ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik. Dan ibu kepsek minta untuk ketemu. Karena posisi saat itu awak media sedang berada di sei piring maka awak media menjawab ” nanti jika saya sudah sampai kisaran ibu saya hunbungi.” Dan setelah sampai kisaran kota awak media menjumpai pak karsidi dan karena hp awak media ke 22 nya mati batreynya. Maka pak karsidi yang menelpon ibu kepala sekolah. Dengan maksud jika mau ketemu untuk memperjelas berita itu kami siap. Demikian ucapan pak karsidi malam itu. Tapi di jawab besok aja pak. Dan saya cuma mau ketemu dengan supri agus yang menaikan berita itu, demikian jawaban ibu kepsek kepada pak karsidi.

Hari selasa nya pukul 09.00 pagi pak karsidi di depan awak media menelpon ibu kepsek. ” apakah jadi ibu mau ketemu ” dan di jawab ibu kepsek tidak jadi ini hari besok saja hari rabu jam 14.00 di sekolahnya. Dan pukul 18.30 masih hari selasa itu juga ibu kepsek menelpon awak media pas saat awak media mau sholat magrib. Dalam pembicaraan tersebut ibu kepsek meminta saya awak media untuk hadir hari rabu pukul 14.00 wib di sekolahnya. Dan awak media di minta untuk bisa menunjukkan siapa orang tua murid yang telah melaporkan. Dan ibu kepsek mengancam akan melaporkan awak media ke polisi jika tidak bisa memberitahukan siapa orang tua murid yang telah melaporkan.

Mengingat awak media memiliki wadah dan mempunyai pimpinan. Akhirnya awak media melaporkan hal pengancaman ini. Dan arahan pimred agar saya tidak hadiri undangan ibu kepsek. Dan hal pengancaman yang awak media alami ini untuk di tulis ke berita.

Supri agus # global investigasinews.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *