184 total views
Maros Https:/globalinvestigasinewscom
Di era milenial ini, Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang harus mempersiapkan generasi penerus menjadi generasi yang memiliki kemampuan kecakapan abad 21. Di kutip dari artikel windy Prayitno, Widya iswara LPMP Yogyakarta setidaknya ada empat yang harus dimiliki oleh generasi abad 21,yaitu: ways of thingking, ways of working, tools for working and dan skills for living in the word. Point pentingnya adalah Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja (skills for living in the world). Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
Untuk mencapai kecakapan hidup tersebut, melalui ekstrakurikuler Sosial sains dan teknologi (Saintek), selama 2 hari berturut-turut (27-28/3/2021) SMAN 9 Maros mengadakan pelatihan yang terbilang cukup unik dalam kegiatan penguasaan IT. “Pelatihan dengan tema “Instalasi Operation System (OS) Komputer, Maintenance Software & Manajemen Data) mengharuskan peserta yang terdiri dari 20 siswa sebagai peserta agar memiliki kemampuan memperbaiki PC yang rusak OS nya, mengupgrade PC yang lemot dan bervirus, serta bagaimana memperbaiki kinerja PC pada kualitas yang terbaik” ungkap Marwah S. Pd, Pembina Saintek.
Dalam sambutannya via Zoom Cloud Meeting, Plt Kepala UPT SMAN 9 Maros, Adnan Adam M. Pd, dengan gesture low profile yang humanis sangat menekankan agar kegiatan serupa selalu dihadirkan di lingkungan sekolah. “Ini suatu terobosan yang luar biasa. Apalagi instrukturnya pun adalah guru yang memiliki kavabilitas IT yang handal. Ke depannya saya harapkan kegiatan ini di follow up agar peserta yang sekarang dapat menjadi peer educator (pendidik sebaya) bagi siswa lainnya”. Lebih lanjut alumnus UNM ini berharap eskul lainnya juga dapat memodifikasi kegiatannya untuk pengembangan IT bagi siswa.
Tak bisa dipungkiri, pentingnya penguasaan IT saat ini adalah keharusan. Keberanian untuk menembus batas keraguan dan apatisme serta ketidakpercayaan pada kualitas diri pribadi terhadap pemahaman IT mulai sekarang harus ditinggalkan agar profesionalisme tidak dicedarai oleh batas-batas teknologi.(Laporan ZAINAL Wartawan globalinvestigasinewscom Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan)
