Ajukan Tokoh Perang Geger Cilegon Jadi Pahlawan Nasional, Walikota Cilegon Sambangi Wakil Presiden

 120 total views

JAKARTA, Global Investigasi news.com – Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menemui Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin usai menghadiri acara Pengarahan Wakil Presiden berkaitan dengan Reformasi Birokrasi Tematik dan Peresmian 26 Mall Pelaynan Publik di Istana Wakil Presiden Jakarta, Senin 5 Desember 2022. Dalam kesempatan itu, Helldy mencurahkan isi hatinya yang sejak lama ingin mengajukan tokoh pergerakan Geger Cilegon seperti KH. Wasyid dan KH. Arsyad Thawil menjadi pahlawan nasional.

Read More

Menurut Helldy, Wapres punya peran menjadikan beberapa tokoh di tokoh Banten menjadi pahlawan nasional. Salah satunya Brigadir Jenderal KH. Syamun. “Kami bertemu secara khusus dengan Pak Wapres, saya bicara soal historical Geger Cilegon. Bahwa pahlawan Geger Cilegon itu kan dibuang ke seluruh Indonesia, termaasuk buyut saya di Manado,”katanya.

Ternyata, kata Helldy, Wapres pernah menyambangi keluarga keturunan KH.Arsyad Thowil dan salat di Masjid KH. Arsyad Thawil di Manado, Sulawesi Utara. “Beliau (Ma’ruf Amin) bilang masih ada kekeluargaan dengan keluarga KH. Arsyad Thawil. Intinya beliau mempersilakan diajukan,” katanya.

Yang menarik dari dialognya dengan Wapres Ma’ruf Amin, kata Helldy, 95 persen percakapan dilakukan menggunakan bahasa daerah bebasan alias bahasa alus Jawa Serang. “Saya bangga, saya senang punya wakil presiden asli wong Banten dan menerima kami dalam rangka bercerita tentang rencana usulan Cilegon mengajukan pahlawan nasional,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Wapres menanyakan kenapa usulan gelar pahlawan nasional kepada tokoh Geger Cilegon tidak dilakukan dari Manado, sebagai lokasi dibuangnya tokoh-tokoh tersebut, Helldy menjelaskan bahwa keluarganya di Manado sudah sejak puluhan tahun lalu mengajukan tetapi belum berhasil. “Intinya beliau sangat mensupport mendorong kepahlawanan dari Banten,” ujarnya.

KH. Arsyad Thawil adalah ulama sekaligus tokoh penggerak dalam Perang Cilegon pada 1888 bersama KH. Wasyid, KH. Tubagus Ismail, dan pejuang. Setelah perang tersebut, KH. Arsyad Thawil dibuang ke Manado.

(Beni/Rohim/Red)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *