Yerri LSM: “drg. Alosius Giyai, M.Kes Telah Kembali Menjabat Sebagai Direktur Definitif RSUD Jayapura Sesuai SK dan Mandat Negara”

 351 total views

Rabu 17 Mei 2023

Read More

Jayapura,globalinvestigasinews.com – Mata dan Telinga Negara tidak cacat, sikap dan tindakan baik telah terpatri dihati seantero masyarakat Jayapura, melihat karya nyata drg. Aloysius Giyai, M.Kes di dunia kesehatan di tanah Papua.

Dalam rekam jejak AG dan prestasinya, menjadi alasan dirinya kembali dipercayakan memikul tanggung jawab dan mandat Negara sebagai Direktur Devinitif RSUD Jayapura, yang sebelumnya di depak pada tahun 2021 lalu dan diganti oleh dr. Anton Mote.

Selepas jabatan Alosyius sebagai direktur RSUD Jayapura, berbagai permasalahan berdatangan. Mulai dari ketidaktersediaannya peralatan penunjang pasien, rusaknya alat-alat medis, insentif dan gaji pegawai yang dikeluhkan dan masih banyak lagi.

Realita inilah menjadi alasan kuat Negara, melalui Komisi ASN, seterusnya Plh Gubernur Papua, memberi kewenangan kepada drg. Aloysius Giyai, M.Kes untuk kembali menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Jayapura daerah Dok ll.

Dari hasil wawancara awak media ini dengan sejumlah staf dan tenaga cleaning servis rumah sakit Dok ll pada hari Rabu (17/5/23), dapat ditarik kesimpulan betapa bobroknya kinerja dr. Anton Mote dan Kroni-kroninya sehingga tidak ada satupun pujian yang dilayangkan kepadanya, sebaliknya sakit hati yang terpendam dan terus terbawa oleh mereka.

Anehnya, dengan segudang permasalahan yang ditinggalkan dokter Anton (Mantan Direktur), tatapi ia masih saja ngotot dan keras kepala, serta tidak menyadari prilakunya mengundang ketidaksukaan para dokter dan perawat dilingkungan Rumah Sakit Dok ll Jayapura. Ditambah lagi sikapnya yang tidak legowo masih menyimpan kunci ruangan direktur, yang mungkin dianggapnya sebagai kunci ruang tidur pribadinya.

Menanggapi hal ini, Ketua LSM WGAB, Yerri Basri Maak, SH, dengan nada geram turut mempertanyakan alasan tidak dikembalikannya kunci ruangan direktur, menurutnya sikap tidakterpuji yang ditunjukan Anton Mote tidak seharusnya diperlihatkan sebab akan menjadi “Rapor Merah” dikemudian hari.

” Perbuatan yang dilakukan oleh dokter Anton Mote sangat tidak mencerminkan jiwa seorang pemimpin. Dari kacamata kami LSM, Anton Mote selama menjabat direktur RSUD Jayapura mendapat rapor merah. Inikan tidak bagus untuk karirnya kedepan. ” Sangat lucu sekali !!” Kunci ruangan direktur ditahan dan tidak mau kasi, emangnya ini rumah pribadi atau Kamar pribadi kau, ??? Inikan sudah kita kategori tindakan melawan hukum karena menahan Aset Pemerintah atau Negara, dan bisa kita kategori menghalangi-halangi pelayanan kesehatan di RSUD Jayapura, dan hal ini jelas bisa dipolisikan,” tegasnya.

Yerri juga menyampaikan rasa leganya karena figur direktur RSUD Jayapura yang lama ditunggu oleh masyarakat Jayapura, dan para pekerja medis dilingkungan rumah sakit itu akhirnya bisa kembali. ” Kita semua mengharapkan sosok seperti Aloysius yang tak kenal lelah, ia dengan gigihnya terus berjuang sampai detik ini demi pelayanan kesehatan ditanah Papua yang lebih baik. ” Terima kasih Tuhan, Engkau yang tahu siapa yang bekerja dengan hati untuk masyarakat dan tanah ini,” urai Yerri seraya bersyukur.

Dihari yang sama tepatnya di Holtekam, kepada media ini saat dikonfirmasi terkait ruangan direktur yang masih terkunci, Alo mengatakan bahwa, meskipun ruangannya masih terkunci tetapi tidak akan mematahkan semangatnya untuk menjalankan tugasnya sebagai direktur, dengan melihat kondisi rumah sakit yang butuh perhatian serius.

“Jujur saya sedih melihat dan mendengarnya. Persoalan di rumah sakit ini begitu emergensi, banyak hal yang harus kita kerjakan. Ada keluhan koki di dapur itu mereka masak nasi untuk pasien itu dengan rice cooker, karena panci besar yang biasa dipakai untuk masak nasi itu tidak berfungsi karena instalasinya rusak dan tidak diperbaiki. Hal ini juga membuat pasien mengeluh karena makanan yang diberikan pihak rumah sakit itu nasinya mentah, sehingga kadang tidak dimakan,” ujar Alo.

Ia juga menyampaikan kalau stok obat-obatan di RSUD Jayapura sangat kurang, menyebabkan pelayanan tidak berjalan maksimal membuat masyarakat banyak mengeluh. Guna mengatasinya Giyai telah melakukan rapat bersama jajarannya demi memenuhi ketidaktersediaannya stok obat-obatan dimaksud.

Bukan cuma itu, masalah lain yang jadi perhatian Aloysius adalah alat CT Scan yang sudah rusak dan tidak berfungsi hampir satu setengah tahun, membuat banyak masyarakat atau pasien terpaksa harus di rujuk ke Rumah Sakit Provita Jayapura, ataupun ke luar Papua.

” Ada lagi kamar operasi di IGD yang sampai saat ini belum berfungsi, begitu juga pelayanan di bagian laboratorium yang masih dilayani di teras rumah sakit dan bukan di dalam ruangan, miris sekali melihatnya. Saya ingin wajah di RSUD Jayapura kembali seperti semula dengan pelayanannya yang jahu lebih maksimal, begitu juga dengan kebersihan kita utamakan jadi prioritas.” Pungkas Aloysius berkomitmen.* (Nando)*

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *