“Menulis, Menganalisa Sepenggal Cerita Persahabatan Antara Joko Widodo dan Ganjar Pranowo”

 162 total views

Tanpa jabatan dan sama-sama berasal dari orang biasa yang masuk ke PDIP, untuk merajut kisah politik di negeri ini. Digembleng, menjadi unthul, pupuk bawang, hingga diberi amanah dengan kapasitasnya masing-masing.

Read More

Selama menjadi kader di parpol besar, mereka diajarkan bagaimana indahnya berbagi dan bagaimana kuatnya gotong royong. Seperti simbol partai besutan Megawati Soekarnoputri itu, yang sama dengan lambang sila keempat Pancasila. Gotong royong menjadi pengamalan utama untuk membangun kesolidtan partai.

Seperti yang diperjuangkan Megawati, sekarang tampuk kepemimpinan ada pada Jokowi. Untuk terus melanjutkan kesinambungan yang sudah dibangun, Ganjar lah yang akan memegang tongkat estafet berikutnya.

Demi membawa Indonesia menuju pintu kemajuan, Jokowi sudah membuka akses selebar-lebarnya. Tidak akan sulit bagi Ganjar untuk melanjutkan langkah Jokowi. Karena mereka memiliki gaya kepemimpinan dan latar belakang yang sama. Hingga komitmen satu visi untuk menggandeng negara ini ke berbagai belahan dunia pun ada pada keduanya.

Awal terjun politik, kebersamaan mereka belum terlihat karena keduanya ditugaskan di tempat yang bejauhan. Ganjar menjadi wakil rakyat, dan Jokowi menetap di kota kelahirannya menjadi seorang wali kota.

Ketika Jokowi harus diberi amanah lebih besar menjadi gubernur di ibukota negara, Ganjar ikut andil dalam mendukung hajat besar PDIP. Tahun 2012 kala itu, Ganjar masih menduduki kursi DPR. Ia ikut bergotong royong untuk memenangkan Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta.

Begitu pula dengan 2013, saat Ganjar mengambil langkah awal dalam Pilkada Jateng 2013. Jokowi memberikan dukungannya untuk Ganjar, agar bisa memenangkan kontestasi pilkada di provinsi kelahiran mereka.

2014 peran sebagai support system bergantian dilakukan Ganjar, untuk membawa Jokowi menjadi pemimpin negeri ini. Keduanya menjalankan amanah rakyat dengan baik, hingga dipercayai untuk melanjutkan kepemimpinan di periode kedua.

Pilkada Jateng 2018 lalu, Ganjar mendapat mandat dari parpolnya untuk menjabat sebagai gubernur di periode kedua. Dukungan mengalir dari para kader, tanpa terkecuali Jokowi yang memegang penuh keyakinan akan keberhasilan Ganjar di periode kedua setelah periode pertamanya.

Ganjar kembali berpartisipasi penuh dalam pilpres 2019, ia terjun bergotong royong untuk menjadikan Jokowi kepala negara di periode kedua. Ganjar mengungkapkan bahwa warganya sangat menyukai gaya kepemimpinan sang presiden, karena eks wali kota Solo itu selalu berpihak pada rakyat kecil.

Selama memimpin, Jokowi tidak pernah mengabaikan eksistensi suara rakyat. Itulah mengapa rakyat amat menyayanginya, hingga menjatuhkan angka kepuasan yang tinggi kepada sang presiden.

Begitu juga dengan Ganjar yang menjadi perpanjangan tangan Jokowi, dalam kapasitasnya sebagai kepala daerah. Ia selalu mendukung penuh apa yang menjadi kebijakan Jokowi.

Di sanalah tugas Ganjar, menyampaikan maksud dan tujuan yang diambil pemerintah untuk bangsa dan negara ini. Jadi tidak berhenti mendukung dalam setiap kontestasi demokrasi saja, tapi juga dalam setiap ranah yang dijalankan.

Sebagai pemimpin yang selalu mengayomi, Jokowi juga sering melemparkan apresiasinya kepada Ganjar karena program-programnya yang bisa memulihkan Jateng dari kondisi sebelumnya. Ya, banyak perubahan dibawanya untuk provinsi padat penduduk seperti Jateng.

Pengalaman itu yang membuat Ganjar menjadi seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya, seperti Jokowi tadi. Berangkat dari situ, pilihannya jatuh kepada Ganjar. Jokowi tahu kualitas Ganjar sebagai seorang pemimpin. Gubernur Jateng itu memiliki segudang trek record yang menjanjikan untuk melanjutkan perjuangannya.

Persahabatan itulah yang terjadi antara Jokowi dan Ganjar, membersamai untuk menyambut cerahnya masa depan. Bukan yang penuh tipu muslihat seperti bunglon, cepat berubah karena ada maunya saja.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *