BPI KPNPA RI: “Apakah Polisi Harus Tetap Ada Ditengah Masyarakat !?”

 34 total views

Jakarta
Juni 18, 2024

Read More

Jakarta,  – Ketua Umum BPI KPNPA RI, Tubagus Rahmad Sukendar, mengutarakan keprihatinannya terhadap citra Polri yang tengah viral di media sosial terkait pro dan kontra keberadaan Polri di tengah masyarakat. Fenomena ini mencuat setelah beberapa elemen masyarakat mengusulkan pembubaran Polri dan penggantian peranannya oleh TNI, serta ada yang menginginkan Polri dikembalikan ke kementerian.

Dalam pertemuan dengan media di Kantor BPI KPNPA RI di Jakarta Barat, seusai pemotongan hewan kurban pada Senin (17/6/2024), Kang Tebe Sukendar mengungkapkan, “Jika Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso masih ada, saya yakin beliau akan terus-menerus menangis melihat kondisi Polri saat ini.”

Kang Tebe juga menyoroti sejumlah kasus yang mencoreng nama baik Polri, seperti dugaan penyalahgunaan kekuasaan dalam kasus Vina Cirebon, polwan yang membakar polisi, polisi dengan gaya hidup hedonis, dan berbagai pelanggaran lainnya. Menurutnya, upaya pimpinan Polri untuk memperbaiki institusi sering kali diwarnai dengan berita-berita negatif.

“Betapa tidak miris, di saat Pimpinan Polri sedang berbenah, berita yang viral malah dipenuhi dengan kisah-kisah polisi ‘brengsek’,” ujarnya.

Ia juga menyebut beberapa kasus lainnya, seperti makelar rekrutmen, makelar kasus, hingga penjualan barang bukti narkoba oleh oknum polisi. Kisah-kisah ini menunjukkan betapa jauh Polri telah menyimpang dari jalur yang seharusnya.

Kang Tebe juga mengenang masa lalu ketika ada anggota polisi yang jujur dan hidup sederhana meski berpangkat rendah. Mereka tetap bangga menjadi polisi dan tidak tergoda oleh uang haram, meskipun harus berhutang atau menjual aset untuk menyekolahkan anak-anaknya. Namun, menurutnya, integritas dan moralitas di kalangan anggota Polri saat ini cenderung semakin merosot.

“Menjadi anggota Polri itu tidaklah mudah dan proses rekrutmennya sangat ketat. Tapi, apakah semuanya dilakukan secara transparan dan bersih dari pungutan?” tanyanya retoris.

Kang Tebe meminta pimpinan Polri untuk lebih menekankan pendidikan moral dan akhlak di Lemdiklat Polri, agar anggota Polri memiliki rem moral untuk tidak melanggar hukum. Ia juga menekankan pentingnya kesejahteraan anggota Polri untuk mengurangi godaan melakukan tindakan korup.

“Kapolri dan jajarannya harus memberikan prioritas tinggi terhadap pendidikan mental dan rohani, serta memperhatikan kesejahteraan anggota Polri. Dengan begitu, mereka dapat bekerja dengan baik dan dapat menjaga marwah institusi Polri,”inilah Polisi yang dibenci dan dicaci namun tetap di rindukan kehadiran nya dimasyarakat…bravo Polisiku tutup Kang Tebe Sukendar. (**)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *