Murid SMPN 2 Silau Jawa Belajar Di Lantai, Mursaid: “Jangankan Duduk Dilantai, Dibawah Pohonpun Tidak Masalah ?!”

 371 total views

Asahan-GlobalInvestigasiNews.COM.
Sepertinya Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Kabupaten Asahan Sumatera Utara tidak terkejut dengan pemberitaan, adanya Murid-murid di SMPN 2 Silau Jawa Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan yang duduk bersila dilantai saat mengikuti mata pelajaran yang sedang berlangsung.

Read More

Hal itu dikemukakan oleh Mursaid, Kabid Dinas Dikjar yang membawahi SMP se-kabupaten Asahan saat di konfirmasi lewat telpon oleh awak Media, Senin (05/09/2022), dengan mengatakan, “hal yang biasanya itu bang, namanya juga belajar Agama terkadang dilantai terkadang juga diatas pohon bahkan bisa juga dibawah pohon, kan dalam satu hari murid-murid yang mengikuti mata pelajaran Agama paling lama cuma dua jam saja,” ucap Mursaid dari ujung telpon.

Sepertinya Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Asahan tidak peka dengan apa yang sudah terjadi di wilayah kerjanya, bagaimana mungkin anak didik yang belajar Agama dilantai yang sudah dialami bertahun dianggap hal yang wajar, bahkan ironisnya anak didik diruangan dianggap sedang mengikuti kegiatan pecinta alam dengan mengumpamakan duduk dibawah pohon.

Sebelumnya Zahrilla, S.Ag selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Silau Jawa saat dikonfirmasi oleh awak Media sudah mengakui jika tidak ada uang untuk membeli meja dan kursi sebanyak 20 set untuk anak didiknya yang mengikuti mata pelajaran agama, “saya baru delapan bulan menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMPN 2 Silau Jawa, apalah yang bisa saya berbuat dengan waktu delapan bulan, dan saya tidak ada uang untuk membeli meja dan kursi sedangkan uang saya untuk memperbaiki MCK saja belum ada kembali,” ucapnya.

Dari jawaban Kepala Sekolah SMPN 2 Silau Jawa dengan jawaban Kabid Dikjar bagian SMP sangatlah tidak sinergi, sehingga ada dugaan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Asahan tidak memahami permasalahan yang timbul di wilayah kerjanya, bagaimana mungkin dimasa NKRI yang sudah merdeka 77 tahun lamanya namun sistem belajar yang terkesan ala tempo dulu dianggap hal wajar.

Sementara para orang tua murid sudah sangat mengeluh dengan adanya pengaduan anaknya yang tidak konsentrasi saat belajar agama karena duduknya dilantai, seperti ungkapan N. Sibuea (52) warga Dusun III Desa Sei Nadoras, kepada awak Media mengatakan “Saya selaku org tua murid sangat prihatin melihat anak saya belajar dilantai, terus saya berpikir semakin tahun katanya zaman semakin modern dan semakin canggih, ada dana BOS segala, lantas kenapa semakin bobrok pula peralatan sekolah,” ungkapnya. (S. Ag).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *