Ponpes Imadul Bilad, Gelar Syukuran dan Khatam Kajian Tauhid Kitab Kuning

Loading

Gelobal Investi Gasi News
RENGATBARAT – Ponpes Imadul Bilad Pematang Reba Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), menggelar syukuran dan Khatam Kajian Kitab Tauhid Tijan Ad-Darori (kitab kuning) bagi para santrinya SMP IT Permata Bangsa berjumlah 7 santri, Selasa 20, Februari 2024 bertempat diruang kelas.

Read More

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kakan Kemenag Kabupaten Indragiri Hulu yang diwakili Kasi PD Pontren Syahril MA, Camat Rengat Barat Lisnar Manaf, Pimpinan Ponpes Imadul Bilad KH.Cucu Sulaeman S.Ag M.Pd.I, Pembina Ponpes Imadul Bilad Hj.Gusriati S.Pd.I, orang tua wali siswa, para guru serta siswa-siswi SMP IT Permata Bangsa.

Pimpinan Ponpes Cucu Sulaeman menyampaikan, syukuran dan Khatam Kajian Kitab Kuning ini merupakan sudah angkatan yang kedua dan tahun lalu juga sudah terlaksana.

” Saat ini ada 8 siswa dan siswi yang melakukan Khatam Kajian kitab kuning, yang dikenal juga Kitab Tauhid Tijan Ad-Darori,” sebutnya.

Kitab Tijan Ad-Darori merupakan kitab kuning yang membahas tentang prinsip-prinsip atau ajaran-ajaran aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Khususnya tentang sifat-sifat Allah Swt, baik yang hukumnya wajib, maupun yang sunah.

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia yang memiliki peran penting dalam mempertahankan dan meneruskan tradisi keilmuan Islam. Salah satu aspek penting dalam pembelajaran di pesantren adalah kajian kitab kuning.

Kitab kuning merujuk pada kitab-kitab klasik dalam Bahasa Arab yang digunakan sebagai sumber utama pembelajaran. Nama kitab kuning merujuk pada warna halaman-halaman kitab tersebut yang umumnya berwarna kuning akibat proses penuaan.

Lebih jauh KH.Cucu Sulaeman menjelaskan, Kitab kuning memiliki beberapa fungsi penting dalam konteks pesantren, antara lain, pertama, sebagai sumber utama ilmu yaitu kitab kuning menjadi sumber utama ilmu dan pengetahuan bagi para santri di pesantren. Kitab-kitab ini memuat pemahaman dan penjelasan yang mendalam tentang ajaran Islam dari berbagai perspektif.

Kedua, meneruskan tradisi yaitu kajian kitab kuning di pesantren merupakan wujud konkret dari upaya meneruskan tradisi keilmuan Islam yang telah berlangsung selama berabad-abad. Pesantren memainkan peran penting dalam menjaga kontinuitas pengetahuan dan pemahaman agama Islam.

Ketiga, pengembangan kritis yaitu kajian kitab kuning juga melatih para santri untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Mereka diajarkan untuk memahami dengan mendalam teks-teks kitab kuning, membandingkan pendapat para ulama, dan menarik kesimpulan sendiri, paparnya. (Sw/tm

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *