Gesah Budaya Purnama Gerbang Tinatar Blambangan Banyuwangi

 74 total views

Global investigasi news Banyuwangi Jatim

Read More

Gesah Budaya Purnama Gerbang Tinatar Blambangan Banyuwangi

Budaya adalah kepribadian suatu bangsa.Adalah sangat ironis bila suatu kaum atau bangsa hilang jati dirinya karena hilang budaya dan tradisinya

Kabupaten Banyuwangi yang berada di ujung timur pulau Jawa adalah Kabupaten yang sudah ada sejak era kerajaan. Masyarakatnya mengenal Pluralisme, hidup damai dalam perbedaan.
Hingga saat ini, salah satu kota di Propinsi Jawa Timur yang berjuluk Sunrise of Java tersebut masih tetap selalu hidup rukun dengan berbagai macam suku, agama, golongan dan ras

Selasa Pon 21 Mei 2024 bertempat di Palenggahan Gerbang Tinatar III milik Romo Suryo Joyokusumo yang terletak di Dusun Sumberrejo Desa Gambiran Kecamatan Jajag Banyuwangi para pegiat budaya dari berbagai macam suku dan golongan berkumpul bertajuk Gesah Budaya di bulan Purnama

Pemilik Palenggahan Gerbang Tinatar III Romo Suryojoyokusumo mengaku sangat senang dengan kehadiran para pegiat budaya dan sejarah dari komunitas KEMURNIAN, POLOS, PURNAMA, dan Blambangan Kingdom Explore Banyuwangi

Dalam sambutannnya Romo Suryo Joyokusumo menyampaikan “… Palenggahan Gerbang Tinatar III ini adalah merupakan penerus dari Gerbang Tinatar I milik Kyai Besari Ponorogo yang merupakan kakek buyut saya…di harapkan tempat ini akan menjadi tempat silaturahmi, ngopi ngopi para budayawan…”

Kegiatan yang di hadiri kurang lebih 50 an orang dari berbagai kecamatan seperti Sempu, Rogojampi, Srono, Muncar,Jajag dan Banyuwangi kota itu juga di hadiri oleh praktisi spiritual metafisika dari Purwo

Acara cukup gayeng saling sambung menyambung terutama dengan kelakar kelakar yang di sampaikan oleh Mbah Maki dari Purwo

Pada kesempatan malam itu selain membedah kawruh Jowo yang di sampaikan Kang Purnomo Al Jawani,
dari pihak Blambangan Kingdom Explore – Wong Agung Mukti Jayadiningrat juga cukup panjang memberikan paparan sejarah Blambangan kuno dari tahun 1400an hingga tahun 1700an
: ” Banyuwangi yang dulunya Blambangan adalah kerajaan besar yang di huni oleh masyarakat plural dan tokoh tokohnya dalam kisah di ceritakan dari Kediri, Majapahit, Pasuruan, Trenggalek (Kalangbrat), Madura, Jawa, Mangkunegaran dll.Malam ini yang duduk di sini kakek buyutnya adalah berasal dari tempat tempat yang saya sebutkan. Apakah ini kebetulan ? kita malam ini duduk bersama seperti ini karena dulu kakek buyut kita dulu juga duduk bersama seperti ini ! ” ujarnya

Tak kalah seru, Denmas Tio Kala Srenggi dari komunitas PATANJALA juga memaparkan pentingnya perhatian para budayawan terhadap air tanah yang semakin surut ” tiap tahun ketinggian air sungai semakin menyusut dan banyak terjadi air sungai yang dulunya dalam bagi orang dewasa kini semakin menyusut setinggi paha anak kecil..” ujarnya berapi api.

Acara yang di mulai sejak pukul 20:00 WIB di lengkapi dengan Doa melalui Meditasi Hening tepat jam 24:00

Setelah Meditasi diskusi terus berlanjut hingga menjelang subuh.
Selain Ki Suryo Joyokusumo selaku pemangku Gerbang Tinatar, semua yang hadir berharap kegiatan budaya seperti ini dapat terus berlanjut setiap bulan Purnama dengan melalui anjang sana di setiap kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.Ungkasnya.(YMK)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *