“Diduga Butuh untuk Biaya Kampanye, Seorang Caleg di Kab. Bondowoso Nekat Jual Ginjalnya ?!”

Loading

Global investasi news
Banyuwangi 18/01/2024 Jawa Timur

Read More

Butuh Biaya Kampanye, Seorang Caleg di Bondowoso Nekat Jual Ginjalnya

Seorang caleg di Bondowoso nekad menjual ginjalnya untuk biaya kampanye. Erfin Dewi Sudanto (47) warga Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, adalah pria yang akan menjual ginjalnya untuk modal maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPRD Daerah Pemilihan I Kecamatan Bondowoso, Tenggarang, dan Wonosari. Erwin mencalonkan diri sebagai caleg setelah gagal dalam pemilihan kepala desa (Kades).

Erfin pernah menjabat sebagai Kades Bataan periode tahun 2007-2013. Saat menjadi Kades, Erfin mengaku menjalankan amanat sebagai kades secara totalitas.

Saya waktu pelayanan pada masyarakat luar biasa walaupun gajinya sedikit,” kata Erfin.

Menurut dia, saat itu gaji sebagai kepala desa sebesar Rp450.000. Kemudian pada akhir jabatan naik menjadi Rp1.050.000

Saat itu Erfin mengaku sempat menjual rumah warisannya untuk kegiatan di desa. Dia mengaku mendapatan penghargaan dari Bupati Bondowoso saat itu, yakni Amin Said Husni. Setelah masa jabatan habis, Ervin maju lagi di Desa Bataan. Namun karena biaya mendaftar besar, akhirnya ia tidak jadi maju menjadi calon kepala desa. Tak berhenti di situ, Ervin juga sempat maju dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) selanjutnya, namun ia tidak lolos di tahapan administrasi.

“Tahun 2021 kemarin saya nyalon lagi, tapi di Desa Kajar, tapi tidak jadi dan ada pada posisi nomor dua,” jelasnya.

Setelah itu, Ervin mendatangi salah satu ketua partai di Bondowoso. Ia ditawari untuk maju sebagai anggota DPRD. Alasannya, Erfin terkenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.

Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa, kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar,” ungkap dia.

Hal itu membuat Erfin sepakat untuk maju sebagai Caleg. Selanjutnya, Erfin bertemu dengan salah satu temannya yang juga menjadi Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Banyuwangi. “Besok paginya saya sowan ke Ketua PAN, setelah bertemu beliau mengiyakan saya untuk maju sebagai Caleg,” jelas dia.

Erfin mengaku setelah terjun ke lapangan, banyak usulan dan harapan dari masyarakat. Namun tak dipungkiri, ada sejumlah warga yang juga menanyakan soal uang. “Ada yang tanya tentang uang berapa yang mau dibuat ganti kalau pencoblosan untuk datang ke TPS,” ujar dia.

Erfin menyadari bahwa modal kebaikan saja untuk maju sebagai caleg tidak cukup.

“Perlu modal uang yang besar. Teman saya itu saat Pileg 2019 bisa habis sekitar Rp2 miliar untuk caleg DPRD,” ungkap dia. Di satu sisi, kondisi ekonominya tidak sedang baik-baik saja. “Akhirnya dari sana saya tekad bulat untuk menjual ginjal saya,” terang dia.

Erfin mengaku tidak tenang jika tidak bisa berbuat untuk masyarakat, warga miskin, lansia, hingga dhuafa. Hal itulah yang menggerakkan dirinya menjual ginjal walaupun merasa sangat berat. Erfin mengaku sempat ada warga yang menghubungi dirinya melalui WhatsApp terkait hal tersebut. “Tanya apakah sudah diangkat ginjalnya, mau dikasihkan berapa,” terang ayah dua anak itu.

Setelah itu, Erfin menghubungi orang tersebut untuk mendatangi dirinya.

“Ini tidak ada pabriknya, coba kalau ada yang mau hadir ke rumah saya, saya share lokasi,” ucap dia. Namun setelah itu, dia tak mendapatkan respons dari warga tersebut. Erfin menilai warga yang menghubungi itu hanya iseng untuk menguji keseriusannya menjual ginjal. Ungkap:(M.Kurnia) Jawa timur

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *