“EFEKTIFKAH PPKM !? ATAU SEBALIKNYA MENJADI BUMERANG ?!”

 940 total views

Oleh : Ir. Dony Mulyana Kurnia ( DMK ) – aktifis 98’ITB

Read More

Pemerintah memberlakukan PPKM sejak 3 Juli hingga 20 Juli, dan ada indikasi akan diperpanjang lagi hingga 6 (enam) minggu, di ketahui dari statementnya Sri Mulyani.

Denny Siregar aktifis medsos yang biasanya membela mati-matian setiap kebijakan pemerintahpun, sekarang mulai mengeluh dan angkat tangan seandainya PPKM di undur hingga 6 Minggu. Selain itu Ridwan Kamil pun dalam statementnya, berharap tidak ada perpanjangan PPKM, mengingat beban ekonomi Jawa Barat yang semakin berat.

Mengingat situasi yang serba sulit, sebaiknya pemerintah tegas untuk mengambil kebijakan, dengan melihat evaluasi day by day hasil dari pemberlakuan PPKM, apakah menurun korban Covid-19 dengan PPKM ? Kalau menurun, signifikan apa tidak ? di banding implikasi efek samping yang sangat berat terhadap ekonomi masyarakat lemah.

Bagaimana bisa mereka mempertahankan hidup tanpa penghasilan ? walaupun ada bantuan sosial dari pemerintah selama PPKM, namun indikasi efektifitasnya sangat di ragukan, dan tidak banyak membantu di bandingkan kemampuan dari hasil usaha harian mereka.

Dampak sosial yang sangat berat terhadap masyarakat ekonomi lemah ini harus betul-betul di pertimbangkan oleh pemerintah. Jangan sampai PPKM menjadi bumerang, di satu sisi berkehendak menekan korban Covid-19, namun hasilnya tidak terlalu efektif untuk menekan korban Covid-19, bahkan menambah korban-korban baru akibat beban ekonomi yang semakin berat bagi masyarakat.

Dalam tulisan ini perlu di ingatkan sebagai pembanding, chaos sosial 98, akibat beban ekonomi yang sedemikian berat dampak dari meroketnya nilai dolar yang tidak terkendali, sehingga harga-harga bahan pokok ikut tidak terkendali, dan ekonomi masyarakat ambruk, kondisi 98 tidak jauh berbeda dengan kondisi sa’at ini, pemerintah harus betul-betul mewaspadai dampak sosial yang terjadi akibat PPKM.

Jika PPKM tidak berjalan evektif, lebih baik cukup hingga 20 Juli dan jangan ada perpanjangan PPKM, lebih baik pemerintah betul-betul fokus pada 3 M dan Percepatan Vaksin untuk mencapai Herd Imunity. PPKM selain biaya sangat berat bagi pemerintahan sendiri, dan sudah pasti bakal memukul hebat ekonomi masyarakat lemah.

Sekali lagi sebaiknya PPKM cukup di maksimalkan hingga 20 Juli dan tidak ada tambal sulam perpanjangan, kemudian setelah PPKM selesai, tinggal fokus dengan 3 M, percepatan Vaksinasi, di tambah dan disempurnakan dengan upaya-upaya alternatif rasional yang baik bagi peningkatan imun tubuh. Penulis terus menerus berupaya membantu pemerintah dalam menghadapi Covid-19 dengan mensosialisasikan olahraga pernafasan khusus untuk antisipasi Covid-19, bahkan pada bulan Januari 2021, pernah di usulkan langsung kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk disosialisasikan bersamaan dengan Vaksinasi sebagai gerakan nasional, namun sayang tidak ada tanggapan serius dari Pak Menkes ?, padahal ilmu ini alhamdullillah terbukti cukup efektif di komunitas Paguron Olahraga Pernafasan (ORPAS) dan Beladiri Tenaga Dalam (BTD) BIMA. Paguron yang berjumlah 700 orang lebih, tidak ada korban Covid-19, dan ilmunya sudah penulis buatkan Video Youtubenya di bawah ini 👇, dan silahkan tinggal dipelajari :

Bagian satu (PART-1) :

Bagian dua (PART-2) :

Nb : PART-3, Cara Shalat Khusu, tidak di buka untuk umum (pakai pasword), yang memerlukan, akan diberikan melalui japri di No. Hp/WA : 081912664918

Bagian empat (PART-4) :

Bagian lima (PART-5) :

Tinggal Klik 👆

Siapapun pembaca yang merasakan manfa’atnya dari ilmu pernafasan ini, bantu untuk menyebarkannya, agar kian bertambah manfa’atnya

Kemudian bagi penderita Covid-19, dengan gejala-gejala yang berat, sudah barangtentu tidak bisa melakukan semua teknik pernafasan di atas, karena kondisi fisik yang sudah melemah.

Bahkan sa’at ini semua dokter mengajarkan teknik pernafasan proning, atau bernafas dengan tidur tengkurap bagi semua pasien yang saturasi atau kadar oksigen di dalam darahnya kurang dari 94%.

Saya anjurkan bagi penderita Covid-19 bergejala, selain teknik nafas proning yang di anjurkan oleh para dokter yang menangani pasien Covid-19, sebaiknya di tambah melakukan 4 (empat) teknik pernafasan yang saya ajarkan sesuai kemampuan, yaitu : Nafas Silang, Nafas Kuda, Nafas Ajag dan Nafas Kahanan, silahkan di pelajari dalam Video Youtube di atas 👆, sementara Teknik Nafas Payung tidak usah dilakukan, karena nafas payung hanya diperuntukan bagi fisik yang masih stabil.

Mudah-mudahan resep alternatif teknik-teknik ilmu pernafasan, dari Paguron Olahraga Pernafasan ( ORPAS ) dan Beladiri Tenaga Dalam ( BTD ) BIMA ini, bisa membantu mempercepat penyembuhan para pasien Covid-19, yang setiap hari sungguh sangat memprihatinkan, hingga di Indonesia mencapai 1.000 orang lebih per hari, meninggal karena COVID-19.

Dan penting juga saya ingatkan kepada seluruh penderita COVID-19, agar betul-betul berkonsentrasi untuk memasrahkan diri kepada Sang Maha Pencipta Allah Swt, karena dari kepasrahan total itulah secara alamiah sunatullah akan timbul kekuatan dahsyat, meningkatkan imun tubuh. Dan teknik konsentrasinya, khusus bagi Umat Islam, saya ajarkan di teknik nafas Kahanan, di bagian kedua dari Video Youtube yang sudah saya buatkan di atas 👆

Demikianlah resep alternatif dari Paguron ORPAS BTD BIMA bagi penderita Covid-19, di dalam upaya penyembuhannya, mudah-mudahan bermanfa’at. Aamiin YRA.

Dan bagi para pembaca yang budiman, jangan lupa untuk membantu menyebarkan tulisan saya ini, In Shaa Allah dengan bahu membahu di antara kita semua, di dalam berbagai upaya menghadapi COVID-19, maka pandemi ini bisa cepat berlalu. Aamiin YRA.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *