“Ganjar-Yenny Bagaimana !?”

 426 total views

Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid. Putri kedua Gus Dur ini lebih populer dengan sebutan Yenny Wahid.

Read More

GIN – Meski dari keluarga pesantren, Yenny remaja berbeda dengan kebanyakan anak kyai besar lainnya. Ia justru masuk sekolah umum dan kuliah di Universitas Trisakti, Jakarta. Belakangan alumni SMA 28 Jakarta ini juga beroleh gelar Master’s in Public Administration dari Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Yenny muda kemudian memilih jadi wartawan sebagai koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara 1997 dan 1999. Ia bertugas di daerah konflik sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh.

Yenny juga terlibat dalam peliputan atmosfer Jakarta yang mencekam menjelang Reformasi 1998. Di tengah situasi panas itu, Ia pernah ditodong senjata oleh oknum anggota ABRI yang sedang berusaha mensterilkan jalan lingkar Trisakti.

Isteri dari Dhorir Farisi ini berhenti jadi wartawan karena ayahnya terpilih menjadi presiden RI ke-4 pada tahun 1999. Sejak itu, ke manapun Gus Dur pergi, Yenny selalu berusaha mendampingi ayahnya, apalagi kondisi fisik Gus Dur terbatas.

Yenni kenyang dengan politik sejak muda. Ia pernah menjadi staf khusus bidang Komunikasi Politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum akhirnya mengundurkan diri. Pernah juga terlibat sengkarut politik dengan Muhaimin Iskandar yang menyebabkan dirinya dipecat dari jabatan Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Selepas kepergian Gus Dur, ia hadir mengawal dan menyebarkan pemikiran-pemikiran ayahnya tentang demokrasi, pluralisme, dan toleransi. Ia menjaganya lewat The Wahid Institute, yang kemudian berubah menjadi Wahid Foundation.

Dan sebagai Direktur Wahid Foundation pula, hari ini Yenny melaunching Desa Damai di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Ia mengajak Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jateng di acara ini.

Dengan kekompakan Ganjar dan Yenny, acara menjadi jauh dari kesan selebrasi. Keduanya bahkan sempat bernyanyi bersama. Lagu tentang Pancasila yang meminjam nada dari lagu Tombo Ati-nya Opick yang melegenda.

Kemunculan Ganjar dan Yenny ini langsung memantik harapan publik. Mereka berandai andai, jika keduanya memimpin Indonesia. Oh alangkah damai dan indahnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *