4 Buku Kumpulan 307 Lukisan A1 Denny JA

 49 total views

Rangkuman Berita

Read More

๐„๐‘๐€ ๐Š๐„๐“๐ˆ๐Š๐€ ๐€๐‘๐“๐ˆ๐…๐ˆ๐‚๐ˆ๐€๐‹ ๐ˆ๐๐“๐„๐‹๐‹๐ˆ๐†๐„๐๐‚๐„ ๐Œ๐„๐–๐€๐‘๐๐€๐ˆ ๐’๐„๐๐ˆ ๐‘๐”๐๐€

  • ๐Ÿ’ ๐๐ฎ๐ค๐ฎ ๐Š๐ฎ๐ฆ๐ฉ๐ฎ๐ฅ๐š๐ง 307 ๐‹๐ฎ๐ค๐ข๐ฌ๐š๐ง ๐€๐ˆ ๐ƒ๐ž๐ง๐ง๐ฒ ๐‰๐€

โ€œ๐˜“๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜‹๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ ๐˜‘๐˜ˆ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช ๐˜ˆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช๐˜ง๐˜ช๐˜ค๐˜ช๐˜ข๐˜ญ ๐˜๐˜ฏ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ช๐˜จ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฆ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฃ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ข ๐˜๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ช๐˜ข. ๐˜š๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ต ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ!โ€

AI dalam lukisan, juga dalam semua bidang lain, termasuk hal baru. Misalnya dalam film, dengan adanya AI apakah masih diperlukan โ€œaktingโ€ dari para aktrisnya, , karena semua dapat diatur AI.

Makanya kehadiran Bung DJA dalam kancah seni rupa, termasuk hal baru, dan pastilah oleh sebagian kalangan dianggap โ€œkontroversial.โ€

Tapi sebagai sesuatu yang awal hal itu wajar saja. Selalu ada pro kontra. Pelukis Amerika terkenal Andy Warhol saja ketika memulai genre โ€œseni rupa kontemporerโ€ banyak yang menentang. Sekarang malah diakui sebagai sebagai maestro seni rupa modern.

Demikian komentar Wina Armada Sukardi, kritikus seni rupa dan film Indonesia. Wina menyatakan pandangannya ketika mengamati lima lukisan Denny JA, yang akan diikutsertakan dalam pameran lukisan internasional (International Minangkabau Literacy Festival) IMLF II, Mei 2024.

Denny JA membagikan lima lukisannya di media sosial dan WAG dengan pengantar sebagai berikut:

๐—œ๐—ก๐—ง๐—˜๐—Ÿ๐—˜๐—ž๐—ง๐—จ๐—”๐—Ÿ ๐—ฆ๐—จ๐— ๐—”๐—ง๐—˜๐—ฅ๐—” ๐—•๐—”๐—ฅ๐—”๐—ง: ๐——๐—จ๐—Ÿ๐—จ ๐——๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—˜๐—ž๐—”๐—ฅ๐—”๐—ก๐—š

Dulu, Sumatera Barat menjadi ibu kandung banyak intelektual dan pemimpin besar Indonesia. Bagaimana sekarang?

Lima Lukisan AI Denny JA soal The Great Persons From West Sumatra:

  1. Muhammad Hatta dan Perjuangan Indonesia Merdeka
  2. Buya Hamka dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
  3. Sutan Sjahrir dan Tawanan Politik
  4. Haji Agus Salim dan Sang Pemikir
  5. Ruhana Kuddus sebagai Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia

(Lima Lukisan ini akan ikut dipamerkan dalam International Minangkabau Literacy Festival II, Mei 2024)

Denny JA sudah mendokumentasikan lebih dari 300 lukisannya, yang dibantu Artificial Intelligence dalam empat buku yang sudah dipublikasikan.

Buku Pertama: โ€œThe Power of Silenceโ€, November 2022. Buku ini berisi 73 lukisan Denny JA soal renungannya tentang filosofi hidup.

Dalam lukisan ini ditemukan begitu banyak kutipan mulai dari Budha, Jalaluddin Rumi, Krishnamurti, Dalai Lama, Oso, hingga pertanyaan perennial.

Buku Kedua: โ€œArtificial Intelligence, Mungkinkah Menjadi Malin Kundang Baruโ€, Juli 2023. Buku ini berisi 112 lukisan dengan tema yang lagi hits: kehadiran AI yang akan mengubah peradaban.

Ada lukisan di mana penceramah agama sudah pula dilakukan oleh AI. Penulis, pelukis, analisa kesehatan, juga semakin banyak banyak menggunakan AI.

Akankah AI berperan seperti Malin Kundang? AI dibesarkan oleh manusia. Tapi akankah AI seperti Malin Kundang, ia berkhianat pada ibu yang melahirkannya (manusia). Denny menuliskan ini dalam pengantar bukunya.

Buku Ketiga: โ€œMelukis Karya 20 Pelukis Duniaโ€, Agustus 2023. Buku ini terdiri dari 60 lukisan Denny JA. Aneka lukisan maestro dunia dilukis ulang tapi dengan interpretasi baru.

Mulai dari Van Gogh, Leonardo Da Vinci, Picasso, Monet, Rembrandt, Fernando Botero, hingga pelukis Indonesia Affandi, dan Dede Eri Supria.

Untuk lukisan terkenal Monalisa, misalnya, karya legenda Leonardo da Vinci. Denny JA melukis ulang Monalisa, tapi latar belakangnya adalah Jakarta tempo dulu.

Atau lukisan terkenal Michelangelo: The Creation of Adam. Oleh Denny, tangan manusia itu diganti dengan tangan robot, sesuai dengan trend zaman ini.

Denny juga mengulas 20 pelukis dunia itu soal karya, filosofi dan sisi penting karya mereka.

Buku Keempat: โ€œDerita Palestina dan Telinga yang Lebih Besarโ€, Januari 2024. Buku ini berisi 62 lukisan Denny JA soal derita anak-anak di Gaza. Namun buku ini juga merekam tokoh dunia dengan telinga yang lebih besar.

Tulis Denny, pemimpin dan pemikir perlu memiliki telinga lebih besar, agar lebih mendengar suara rakyatnya.

Denny JA sedang menuntaskan buku kelima yang berisi puluhan lukisannya soal Pemilu Presiden Indonesia 2024, dan dokumentasi wabah Covid-19, yang selama tiga tahun mencengkram Indonesia dan dunia.

Sebuah hotel berlantai enam di daerah Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta (Mahakam Residence), sedang berproses menggunakan seluruh lantai luarnya, enam tingkat, untuk menjadi galeri bagi sekitar 166 lukisan terpilih Denny JA.

Setiap lantai berisi tema yang berbeda. Ada lantai dengan tema Pemilu Presiden 2024 dan Wabah Covid-19. Ada lantai soal derita anak-anak Gaza. Juga lantai dengan topik meditasi dan Power of Silence.

Denny JA bercerita ia menggunakan lima aplikasi Artificial Intelligence. Namun AI itu hanya membantu hal teknis. โ€œFilosofi lukisan, komposisi, dan kuasan terakhir untuk menumbuhkan emosi, tetap saya lakukan sendiri,โ€ Denny menjelaskan.

Namun kuas dan cat yang Denny gunakan bukan kuas dan cat biasa, tapi kuas dan cat elektronik. Ujar Denny, ia tetap menghargai para pelukis konvensional yang menggunakan tangan, kuas, dan cat biasa.

โ€œNamun saya menggunakan kemajuan teknologi untuk berkarya. Sebagaimana saya tak perlu lagi menghitung yang rumit secara manual karena ada kalkulator, saya pun tak perlu lagi melukis dengan kuas biasa karena sudah ada aplikasi Artificial Intelligence.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *