EKSISTENSI MAHASISWA PENGHAYAT KEPERCAYAAN DI UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

 191 total views

Penulis : ALBER

Read More

Global investigasi news.com, Majene —Eksistensi Mahasiswa Penganut Penghayat Kepercayaan di Universitas Sulawesi Barat dan Problem layanan pendidikan.(22/3/2023).

Penghayat Kepercayaan adalah mereka yang memilih menganut kepercayaan atau agama leluhur dan diakui oleh negara diluar enam agama di Indonesia yang sudah diakui.

Mahasiswa penghayat kepercayaan di Universitas Sulawesi Barat memiliki wadah yang bernama PPKAM.PUS. CABANG MAJENE, yang memiliki Sekretariat beralamat : Kelurahan Baurung, Kec. Banggae Timur, Kab. Majene / BTN Pullewa, Blog I. untuk menghimpun seluruh anggota penghayat kepercayaan yang menempuh pendidikan di Universitas sulawesi barat.

Mahasiswa penghayat kepercayaan yang ada di majene memiliki kegiatan seperti kajian rutin setiap malam minggu, Membahas tentang kebudayaan lokal dan sekolah organisasi.

Layanan Pendidikan Di perguruan Tinggi misalnya bagi penghayat kepercayaan masih menjadi problem sampai saat ini. Di Universitas Sulawesi Barat memiliki Mahasiswa penganut penghayat kepercayaan yang sangat butuh pengakuan baik pada layanan pendidikan maupun pengakuan eksistensi dari kampus.

Sejak Universitas Sulawesi barat berubah status dari perguruan tinggi swasta menjadi perguruan tinggi negeri 2013, mahasiswa penghayat kepercayaan sampai sekarang sudah berjumlah 64 orang di luar alumni. Dari sejak itu, para mahasiswa penghayat merasa sulit dan sering mendapat layanan yang tidak baik dari pihak kampus.

Salah satu keluhan yang sampai saat ini menjadi permasalahan bagi para mahasiswa penghayat kepercayaan adalah sistem pengimputan nilai agama pada sistem akademik(siakad). Pihak kampus hanya memberikan solusi bahwa untuk sementara, diperbolehkan memprogram mata kulia Agama lain, untuk memudahkan Penginputan nilai melalui mata kulia Agama yang di program.

Permasalahan bagi mahasiswa penghayat kepercayaan ini mengharapkan Rektor Universitas Sulawesi Barat agar dapat memperhatikan dan mempertimbangkan permasalahan tersebut, agar layanan pendidikan bisa merata, dan para mahasiswa merasa cukup adil dan tidak ada ungkapan minor-mayor dalam bidang apapun. Tercapainya suatu keadilan dalam pelayanan pendidikan adalah hal yang diinginkan oleh semua pihak.

Selain itu, mahasiswa penghayat menginginkan mata kulia penghayat kepercayaan bisa di cantumkan dalam siakad Unsulbar tersebut. Dikutip dari produk Permendikbud Nomor 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Masa Esa pada Satuan Pendidikan ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1121 ) lahir dengan latar belakang bahwa peserta didik Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa berhak mendapatkan Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan hak-hak peserta didik dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

“Ada apa dengan Unsulbar, kami ingin di berikan layanan sesuai amanat dari Peraturan Mendikbud Nomor 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan pendidikan. Kami merasa di anak tirikan dalam kampus ini. Kami menginginkan hak konstitusional kami untuk di hormati. Kami merasa kesulitan dalam pengimputan nilai agama, karena kami rasa bahwa solusi yang diberikan pihak kampus itu sangat sulit lantaran sering terjadi pada staf di fakultas tidak paham dan bahkan tidak mau mengimputkan nilai kami”. Ujar Galawin, seorang mahasiswa penghayat kepercayaan Angkatan 2019 pada diskusi rutin di sekret PPKAM.PUS. CABANG MAJENE. Rabu(22/3/2023).

Selain itu, Pengurus organisasi PPKAM.PUS. CABANG MAJENE sangat menginginkan untuk Rektor universitas sulawesi barat untuk berdialog langsung terkait permasalahan ini.

“Memang kemarin, senior kami sempat ingin bertemu Rektor dalam rangka membahas masalah ini. Tapi batal karena rektor tidak ada di rektorat pada saat itu. Jadi sekarang kami sangat mengharapkan rektor untuk meluangkan waktunya mendengarkan keluh tangisan kami. Supaya tidak ada lagi rasa tekan. Kami mau keadilan tegak ditengah-tengah kampus universitas sulawesi barat”. Ungkap ketua PPKAM.PUS.CABANG MAJENE, Adi Padang. Rabu (22/3/2023).

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *