PTPN IV Kebun Sei Kopas Terkesan Melakukan “Pembiaran” Terkait TBS Hingga Membusuk di Stapel Langsiran ?!

 1,090 total views

PTPN IV Kebun Sei Kopas Terkesan Dengan Sengaja Membiarkan TBS Nya Membusuk Di Stapel Langsiran.

Read More

Kisaran @ global investigasi news.

Dengan alasan faktor alam karena curah hujan yang terlalu tinggi, sehingga rusaknya jalan jalan produksi, berakibat ratusan tanda TBS (Tandan Buah Segar) yang sudah di panen menjadi busuk di setiap TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) . Setiap tahun permasalahan seperti ini selalu saja terjadi, tanpa bisa di hindari dan dicari jalan keluarnya. Sebenarnya masalah ini bisa saja di hindari apabila sistem dan pemeliharaan jalannya memang benar benar mengikuti systemnya. Dengan topografi areal yang berbukit dan bergelombang, seharusnya perusahaan mengutamakan parit parit dan saluran air tetap dalam kondisinya. Akan tetapi kenyataanya selama ini banyak di jumpai jalan jalan produksi yang sama sekali tidak ada parit di sisi kanan kiri jalan.maka sudah pasti pada saat musim penghujan badan jalan habis tergerus oleh air, akibatnya banyak badan jalan yang berlubang, dan rata rata jalan berlubang itu kita dapati di setiap jalan yang menanjak dan menurun. Sedangkan pada bagian rendahan atau daerah yang posisi ada di tanah rata badan jalan di genangi dengan air berlumpur. Akibatnya adalah pengangkutan jadi tidak lancar , karena truck pengangkut TBS banyak yang terpuruk di kobangan jalan yang berlumpur. Hal terburuknya adalah banyaknya TBS yang tidak terangkut, dan jika hal ini sudah terjadi biasanya management perusahaan hanya bisa menyalahkan alam.

Sementara karyawan panen setiap hari di di tekan untuk mencari produksi sebanyak mungkin demi menggenjot target produksi tahunan. Akan tetapi produksi yang sudah siap angkut justru di biarkan sampai membusuk di lapangan. Seperti yang berhasil di pantau oleh awak media pada hari minggu (06 Desember 2020) di afdeling VII PTPN IV Kebun Sei Kopas, persisnya di areal barak syukur block U11 tahun tanam 2010. Hal ini bukan hanya perusahaan saja yang di rugikan, akan tetapi yang paling jadi korban adalah para tenaga kerja pemanen, mengingat upah yang di bayar ke pemanen adalah hasil tonase yang dari pabrik. Maka jika TBS nya saja di biarkan membusuk bagaimana perusahaan membayar upah atau premi pemanen ? Dan hal seperti ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun tanpa ada solusi yang benar dan epektif. Padahal PTPN adalah perusahaan yang di miliki BUMN dengan tenaga ahli yang profesional dan handal. Akan tetapi untuk mencari solusi jalan rusak di akhir tahun tidak pernah bisa berhasil. Saat awak media mencoba menyampaikan hal temuan ini ke pihak managemen. pada hari Senin (07 Desember 2020) pukul 17.14 wib melalui via whatshap, awak media cuma mendapat jawaban ” terima kasih bang infonya”, tanpa ada sedikitpun penjelasan.

Jika melihat dan mengamati di lapangan, sepertinya management PTPN IV Kebun Sei Kopas hanya bisa pasrah dengan keadaan. Hal itu terbukti dengan di temukanya TBS yang sudah membusuk dan sudah tinggal janjanganya saja. Padahal management tahu persis jika dalam 1 tandan TBS jika nginab dalam 1 malam saja maka Kilogram TBS tersebut mengalami penyusutan berat sampai 500 gram. Lantas jika tanda TBS yang nginab/restan/tidak terangkut ke pabrik sampai ratusan tandan, bisa di bayangkan sampai berapa ribu kilogram kerugian perusahaan ( BUMN ), itu jika kita hitung hanya dalam satu malam, lantas bagaimana pula jika sampai berminggu lamanya ? Bahkan sampai pula membusuk ? Mana integritas dan loyalitas management ke perusahaan ?

Apapun hasil dan kebijakan management seharusnya janganlah membiarkan hasil produksi sampai membusuk di lapangan. Apalagi PTPN mempunyai tenaga tenaga ahli yang sudah cukup di tempah untuk mengatasi segala hal masalah di lapangan, tanpa terkecuali paktor alam. Dan semua element karyawan baik itu karyawan pelaksana maupun karyawan pimpinan. Dengan semboyan aklhak dan ikhlas di harapkan bisa memberikan kontribusi yang positif ke perusahaan. Tentunya semboyan tersebut tidak lah hanya sekedar simbol saja. Karena jika memang semua karyawan menjalankan dengan semestinya, tentu tidak akan ada lagi di temukan masalah yang dari tahun ke tahun itu itu saja, dan setelah berita ini naik di harapkan pihak direksi beserta jajaranya bisa mengambil langkah langkah yang tegas supaya bisa terjadi perubahan untuk yang lebih baik lagi.

Reporter/editor : Supri Agus.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *