“Carut Marut Pangkalan LPG 3 Kg di Kec. Carita, Harga Eceran Mencapai Rp. 30.000/Tabung ?!”

 364 total views

GIN, Pandeglang- Muspika Kecamatan Carita dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Pandeglang di duga tutup mata dengan adanya agen dan pangkalan, pengecer gas 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp 15.700 per tabung.

Read More

Semestinya Agen dan pangkalan yang terbukti menjual gas 3 kg di atas HET Rp 15.700 per tabung dikenakan pidana. Sebab, tindakan tersebut melanggar hukum demi memperoleh keutungan besar.

Pantauan Media Globalinvestigasi. Com. Harga gas elpiji 3 kg di kecamatan Carita berpareasi, saat ini melonjak tajam antara Rp 30.000-32 000 per tabung. Padahal, HET gas 3 kg di daerah ini hanya Rp 15.700 per tabung.

Hal ini terjadi karena pangkalan dan agen di kecamatan Carita kabupaten Pandeglang mengalami kelangkaan sehingga warga kesulitan mendapatkan bahan bakar tersebut, walaupun ada itu harga gas lpg 3 kg selangit, ini di duga karena banyak pangkalan lpg yang tidak mengindahkan aturan yang di buat oleh pemerintah kabupaten Pandeglang juga di duga ada penimbunan atau di kirim ke daerah lain.

Kelangkaan gas subsidi ini juga di duga dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab dengan menaikkan harga jual kepada konsumen di atas HET yang ditetapkan pemda kabupaten Pandeglang.

Sekretaris Kecamatan atau sekmat carita Rizal mengatakan “Di carita pangkalan dan agen Gas lpg 3 kg memang carut marut, ini bisa jadi akibat ada penimbunan atau penjualan kepada yang tidak berhak membelinya seperti PNS atau UKM, kami juga akan periksa semua perijinan supaya jelas jangan hanya ceplok tonggong, di masa pandemi covid-19 dan menghadapi bulan suci romadon ini Kami akan undang semua pangkalan yang ada di kec. Carita, sementara ini kami memang belum tau siapa dan di kampung apa pangkalan di carita nanti akan ketahuan, kami akan periksa administrasi nya para agen dan pangkalan agar tidak lagi terjadi carut marut seperti ini karena ini barang bersubsidi demi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kami akan minta pengecer dan agen agar menghentikan penjualan gas elpiji 3 kg di atas HET. Bila terbukti masih menjual di atas HET akan kita tindak tegas sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.

Sekmat juga menghimbau kalangan PNS, masyarakat ekonomi menengah ke atas dan usaha UKM agar tidak menggunakan bahan bakar tersebut.

Sebab, gas elpiji 3 kg diperuntukkan bagi orang miskin alias tidak mampu bukan untuk PNS dan kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas, serta pengusaha UKM.

“Pemicu kelangkaan gas 3 kg di Carita, selama ini karena penyaluran bahan bakar subsidi tersebut tidak tepat sasaran. Gas elpiji subdisi digunakan rumah tangga kaya, PNS, dan pengusaha UKM,” ujarnya. 8/4

Untuk mengatasi masalah ini, pihak muspika carita akan mengawasi ketat pendistribusian gas 3 kg di tingkat pangkalan dan agen di daerah ini, sehingga penyalurannya tepat sasaran.

Gas elpiji 3 kg ini merupakan barang subsidi yang sudah ada pengawasannya, kita juga akan berkoordinasi dengan PT Pertamina, terutama dalam penindakan terhadap pangkalan dan agen yang nakal,” ujar Sekmat.

Dari pantauan Media Globalinvestigasinews.com di lapangan, kelangkaan gas 3 kg di Carita, sudah terjadi beberapa bulan yang lalu, dan sampai sekarang masih berlanjut. Kelangkaan bahan bakar ini sangat dikeluhkan masyarakat, karena selain sulit mendapatkannya juga harga melambung di atas HET.

“Sudah beberapa bulan ini sulit mendapatkan gas elpiji 3 kg di pangkalan dan agen, apalagi untuk di desa Sukarame tidak ada pangkalan gas lpg, Jadi, kita terpaksa membeli di warung dengan harga Rp. 30-32000 per tabung, kalau di warung Nyonya esih ibu Dewan itu 25.000,” ungkap Ema , salah seorang warga Carita.

Warga terpaksa membeli gas 3 kg dengan harga Rp 30.000 per tabung, karena jika tidak dibeli, maka tidak bisa masak.

“Kami terpaksa berapapun harganya kita beli yang penting di rumah bisa masak,” ujarnya.

Ade M

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *