“Mbah Parjum, Cerita Getir Didalam Kisah Hidupnya” Siapa Peduli ?!

 510 total views

Kebumen GIN – Kesenjangan sosial seringkali berkaitan dengan adanya suatu bentuk perbedaan yang nyata dan mudah dilihat dalam segi keuangan masyarakat, yang meliputi nilai kekayaan harta. Kesenjangan ekonomi sosial yang hadir di masyarakat juga bisa dilihat dengan mudah dari adanya peluang serta manfaat yang tidak sama dalam posisi sosial yang berbeda di dalam masyarakat.

Read More

Seperti halnya mbah Parjum (72) menyimpan cerita getir di dalam kisah hidupnya, dia harus berpuas diri tinggal sebatang kara dalam gubuk berukuran 2×4
Yang hanya ada separuh atap yg menutupi gubug guna berlindung dari cuaca panas dan hujan, Di dalamnya tampak tempat tidur terbuat dari bambu dan terlihat di samping tempat tidur ada pawon/dapur dan beberapa peralatan masak sederhana untuk keperluan memasak di setiap hari harinya

Pria tua yang tinggal di Dusun Kademangan Desa Karang jambu RT 1 RW 2 Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dirinya Mengaku sudah 2 bulan terahir ini Hari-harinya dihabiskan dalam gubuk, karena sudah tidak mampu lagi untuk berjualan keliling seperti biasanya

“Sebelumnya saya adalah pengrajin cobek dari batu dan berjualan keliling dengan cara memikul cobek hasil buatan sendiri sampai ke luar desa dan kecamatan” namun karena sepinya pembeli dan kondisi yg sering sakit sakitan saya sudah tidak kuat lagi untuk keliling” tuturnya

Ditanya awak media mengapa atap rumah hanya di pasang separoh saja?
Dulu pernah di bantu di buatkan rumah oleh perangkat desa namun karena saya takut tertimpa genting dikarenakan usuk sudah pada keropos dan membuat saya tidak nyaman tidur dengan terpaksa saya bongkar. jelasnya

Selanjutnya ditanya tentang keluarganya, mbah Parjum mengatakan sempat menikah dan memiliki dua anak. Namun anak dan istrinya kabur dan tidak pernah kembali dan tidak di ketahui keberadaanya

Ditempat terpisah senin 28/6/2021 tepatnya di kantor desa setempat Adit yang menjabat sebagai sekretaris desa (SEKDES) dalam keteranganya menyampaikan bahwa mbah Parjum pada th 2016 pernah mendapatkan bantuan pembuatan rumah layak huni namun karena minimnya swadaya ahirnya dengan keterbatasan anggaran terpaksa kami buatkan sesuai anggaran yang ada pada saat itu, kalau tidak salah 5 juta pada saat itu, dan kalaupun sekarang kita usulkan lagi kita terbentur dengan aturan karena setahu saya bagi yang sudah pernah mendapat bantuan tidak bisa mendapatkannya lagi, tegasnya

Adit juga menyampaikan bahwa sebenarnya mbah Parjum itu dulu pernah masuk data DTKS namun sekarang kita cek sudah tidak lagi terdaftar DTKS bahkan mbah Marjum telah teridentifikasi oleh puskesmas dan DINSOS Kebumen sebagai OJGD, imbuhnya

Sedikit berbeda dengan pengakuan Gambiro (48) salah seorang warga setempat dia mengatakan bahwa mbah Parjum adalah seorang pekerja keras dan kreatif walaupun kelakuannya sedikit aneh namun mbah Parjum tidak pernah membuat onar di lingkungannya, bahkan dia sering saya bonceng dengan sepeda motor pada saat dia sedang berjalan kaki dari pasar menuju rumahnya setelah berjualan cobek hasil buatannya sendiri, apapun itu, dia adalah warga desa yg harus di perhatikan oleh pemerintah desa, saya berharap bahwa pemerintah desa punya solusi dan wajib memberikan perhatian terhadap orang orang yang kurang beruntung seperti mbah Parjum, pungkasnya (Sg/nik)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *