Di Ponpes Al Hikmah Warungpring, Yenny Wahid Ungkap Program Unggulan Ganjar-Mahfud: Santripreneur Hingga Insentif Guru Ngaji dan Marbot

 97 total views

PEMALANG – Global Investigasi News – Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang dikenal dengan Yenny Wahid menghadiri acara Istighosah dan Dzikir Kebangsaan di Pondok Pesantren Al Hikmah Desa Mereng, Kecamatan warungpring, Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (2/12/2023).

Read More

Selain memberikan motivasi dan semangat kepada 2000-an santri yang menjadi peserta dalam kegiatan ini. Yenny Wahid juga turut mensosialisasikan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo- Mahfud MD di Pilpres 2024 mendatang.

Yenny yang kini menjabat Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TPN) Ganjar Pranowo – Mahfud MD mengungkapkan bahwa pasangan calon nomor urut 3 tersebut merupakan figur representasi santri, khususnya Mahfud MD.

Ganjar – Mahfud satu-satunya pasangan capres-cawapres yang punya kepedulian terhadap kemajuan pondok pesantren dan santrinya.

“Ganjar-Mahfud punya kepedulian yang besar terhadap pesantren, mereka bisa mengaktualisasikan kebijakan yang berpihak pada pesantren. Jadi nanti pesantren lebih dibantu untuk wirausahanya, sehingga pesantren lebih mandiri, ada sumber-sumber pendapatan yang lain,” kata Yenny Wahid.

Selain itu, Direktur Wahid Fondation ini mengungkapkan Ganjar- Mahfud akan lebih memberdayakan santri. Salah satu program unggulan yang ditawarkan yakni Santripreneur. Lalu kemudian ada program guru ngaji dan marbot masjid yang akan diberi gaji dan insentif.

“Guru ngaji dan marbot mendapatkan sentuhan perhatian khususnya dari pemerintah. Kalau ini kan sudah dilakukan pak Ganjar di Jateng. Jadi ini bukan janji. Ini dilanjutkan di skala nasional,” ungkapnya.

“Nah ini contoh-contohnya, anak-anak santri bisa juga sama berkembangnya dengan lulusan sekolah nasional non santri,” tambahnya.

Kemudian berikutnya, Yenny memastikan akan ada kesetaraan antara pondok pesantren dengan sekolah umum. Misalnya terkait adanya keluhan ijazah ma’had ali pesantren salaf yang ijazahnya tidak bisa diterima untuk mencari pekerjaan.

“Jadi kedepan harus ada upaya untuk menyamakan, sehingga anak-anak lulusan pesantren salaf juga bisa punya kesempatan, pekerjaan yang sama seperti anak Indonesia lainnya. Komitmen kita seperti itu,” jelas Yenny Wahid.(Red).

Penulis : M.Sulton
Editor : M.S

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *