ASSISTEN AFD 1 PN3 KEBUN SEI DADAP DIDUGA TIDAK REALISASIKAN DANA PERAWATAN TANAMAN KELAPA SAWIT !!??

 1,126 total views

ASAHAN# global investigasibews.

Read More

Bermula rasa penasaran awak media global investigasinews setiap melintas di areal perkebunan kebun sei dadap afd 1. Melihat tanaman yang tergolong masih muda. Tanaman ulang yang baru selesai di tanam sekirar tahun 2017 – 2018. Dan seumuran tanaman ini sangatlah rentan dengan hama. Terutama serangan dari ulat api dan binatang kumbang bertanduk atau yang biasa di sebut dengan nama orikthes atau wawong. Dan jika tidak segera di atasi sejak dini lambat laun tapi pasti pokok kelapa sawit yang baru di tanam akan kehilangan umbut mudanya, atau daun yang paling kuda ( pucuk) akan mati karena serangan dari hama yang bernama orricthes atau wawong tersebut. Dan saat ini memang baru beberapa bagian pokok yang terserang pada tiap tiap gawang tanaman. Akan tetapi jika di persentase jumlah pokok yang sudah parah karena serangan hama cukup lumayan besar juga, yaitu mencapai 10 % dari luasan areal yang di tanami tanaman ulang kelapa sawit tersebut. Jika melihat tentunya sangatlah di sayangkan, karena tanaman yang masih berumur balita itu seharusnya mendapatkan perhatian atau perawatan yang lebih serius. Demikian pengamatan awak di media di lapangan afdeling 1 PN3 kebun sei dadap. Pada hari kamis tanggal 30 juli 2020.

Dalam hal tersebut di atas sangatlah di sayangkan, karena jika cara pencegahannya tepat rotasi dan tepat dosis nya dalam penaburan serbuk marshal tentunya hal rusaknya pokok bisa lebih di hindari. Begitu juga dengan penyemprotan hama pada tanaman yang masih sangat muda tersebut. Namun kenyataannya sudah lumayan banyak juga jumlah pokok kelapa sawit yang sudah rusak akibat terlambatnya putaran rotasi penyemprorannya. Dan jika cara perlakuannya tetap sama seperti sebelumnya bukan suatu hal yang mustahil jika lambat laun dan perlahan tapi pasti pokok kelapa sawit yang masih tergolong remaja itu akan merata terkena serangan hama ulat dan oricthes ( binatang kumbang bertanduk) alias wawong. Dan menyikapi hal ini tentunya di pertanyakan anggaran untuk penyemprotan dan penaburan bubuk marshal untuk tanaman yang masih tergolong remaja tersebut. Apakah memang PN3 tidak ada menyediakan anggaran untuk hal pencegahan dan pemberantasan hama atau memang di duga dana untuk itu di salah tempatkan. Dan belum berhenti sampai di situ. Awak media juga menyoroti penempatan tandan kosong ( tankos) yang di susun tidak beraturan di masing masing piringan kelapa sawit. Timbul kecurigaan awak media terhadap dana yang di gunakan untuk penyusunan tandan kosong tersebut. Apakah tenaga yang di pekerjakan untuk menyusun tandan kosong tersebut memang di bayar dari tenaga TP ( tenaga pemborong) atau dari biaya serak tandan kosong yang biasanya di bayar per dumtruk. Jika memang di bayar dari khusus tenaga TP (tenaga pemborong) kenapa penyusunan tandan kosong tersebut terkesan asal letak. Dan jika di bayarkan dari biaya serak tandan kosong , di kwatirkan pimpinan afdeling menganggarkan sendiri untuk penyusunan tandan kosong di piringan kelapa sawit tersebut. Lantas jika di buat anggaranya maka perlu di pertanyakan kemana akan di buat dana untuk penyusunan untuk tandan kosong tersebut oleh pimpinan afdeling setempat.

Selain dari dana penyemprotan hama, dan dana untuk penyusunan tandan kosong, masih ada lagi hal yang perlu di pertanyakan yaitu dana tunasan di TM 2016 AFD 1 kebun Sei Dadap. Melihat dari keadaan pelepah di TM 2016 tersebut sangat pasti jika TM 2016 yang letaknya di daerah no Kcd 54/8 tersebut sudah 1 semester tidak di lakukan dengan baik dan benar penunasan pelepahnya. Maka dana untuk tunasan nya perlu di pertanyakan.

Sehubungan hal temuan awak media global investigasinews di lapangan afdeling 1 pn3 kebun sei dadap. Maka awak media mencoba untuk melakukan konfirmasi langsung dengan asisten afdeling 1 kebun sei dadap. Namun sangat di sayangkan, asisten tidak bisa di jumpai di kantor afdelingnya. Dan menurut karyawan yang saat itu berada di kantor afdeling menjelaskan jika asisten sedang berada di lapangan. Dan karyawan tersebut menolak menjawab ketika awak media bertanya tentang nama dan kapasitasnya apa saat itu di kantor afdeling 1 kebun sei dadap.

Kepada pihak terkait di jajaran dewan direksi PN3, team audit SPI, komisaris PN3, di harapkan peran sertanya untuk mengambil langkah yang tepat dan bijak untuk benar benar mengevaluasi dan menganalisa hal temuan awak media ini, dan jika memang benar ada manipulasi data dengan indikasi mengambil uang negara yang dalam hal ini PTPN3, Untuk kepentingan pribadi pimpinan afdeling setempat. Maka tentunya sanksi yang bakal di berikan kepadanya bisa benar benar bisa membuat epek jera. Sehingga bisa memberikan pelajaran kepada asisten asisten afdeling yang lainnya untuk tidak berani berbuat hal yang sama, dan bermain main dengan dana yang sudah di anggarkan perusahaan.

Supri agus#global investigasinews.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *